Regional

Karakter Duryudana Dan Akhir Hidupnya

Bandung.Swara Jabbar Com.-

Oleh Jeremy Huang Wijaya

不要嫉妒那些作恶的人,也不要选择他们的道路,
Bùyào jídù nàxiē zuò’è de rén, yě bùyào xuǎnzé tāmen de dàolù artinya Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satu pun dari jalannya,

Kelaliman mendatangkan kebinasaan dan kejatuhan seperti Duryudana dan Para Kurawa.
Dalam kisah wayang di ceritakan Duryudana adalah Putra tertua dari Destrarata dan Gandari
Duryudana adalah kakak tertua dari para Kurawa.

Sejak kecil Duryudana selalu iri hati dengan Para Pandawa. Duryudana belajar ilmu bela diri dari Krepa, Dorna dan Baladewa. Senjata pamungkas kekuatan Duryudana adalah Gada sama seperti Bima. Dengan Gada di tangan Membuat Duryudana menjadi sangat kuat, ilmu kesaktiannya setingkat dan selevel dengan Bima. Bendera keagungan Duryudana berlambangkan Ular Kobra.

Duryudana sayang sama Dursasana, apapun yang menjadi permintaan Dursasana selalu diikutinya.
Duryudana yang selalu iri hati sama Pandawa membawanya kepada bencana, karena Bencana mengidamkan dia, kebinasaan bersiap-siap menantikan dia jatuh, seperti pepatah Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

Duryudana selalu percaya dengan nasehat dari Sangkuni, tidak pernah mempertimbangkan nasehat dari yang lainnya. janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu. Seharusnya Yang tidak susila jangan dilihat, yang tidak susila jangan dilakukan.

Sangkuni selalu merencanakan kejahatan dan selalu membisikkan yang jahat kepada Duryudana untuk menyingkirkan dan membinasakan Pandawa seharusnya Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau.


Terjadinya perang Bharayudha karena bisikan jahat dari Sangkuni kepada Duryudana.
Sesudah gugurnya Prabu Salya di tangan Yudhistira, gugurnya Sangkuni dan Dursasana di tangan Bima membuat tentang Hastinapura kehilangan panglima perangnya membuat Duryudana ketakutan dan melarikan diri ke dalam hutan dan menghilang. Melalui tentara yang menyerah terbuka rahasia bahwa Duryudana menghilang ke dalam hutan selama seminggu. Sri Kresna mengerti bahwa inilah saatnya untuk mengakhiri Bharatayudha.

Sri Kresna menemukan Duryudana berendam di sebuah danau yang ada dalam Hutan. Saat itu Duryudana mengalami beban tekanan dan frustasi karena kehilangan saudara saudaranya dan kehilangan pamannya. Duryudana berkata kepada Yudhistira menyerahkan Hastinapura kepada Pandawa tetapi yang diminta Yudhistira hanyalah Indraprasta kemudian disepakati mengakhiri peperangan dengan lawan tanding. Duryudana diberikan kebebasan untuk memilih siapa yang menjadi lawan tanding di Kurukshetra.

Duryudana memilih Bima untuk menjadi lawannya di Kurukshetra. Anehnya berulang kali Duryudana terkena pukulan Gada Bima masih bisa bertahan. Sesudah Kresna memberikan isyarat kepada Bima untuk memukul paha kiri dari Duryudana membuat Duryudana kalah jatuh tersungkur. Gugur oleh Gada Bima.

Dari kisah Duryudana kita belajar Langkahnya yang kuat terhambat, dan pertimbangannya sendiri menjatuhkan dia. Karena kakinya sendiri menyangkutkan dia dalam jaring, dan di atas tutup pelubang ia berjalan. Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.

Jangan lakukan sesuatu pada orang lain yang dirimu sendiri tidak ingin orang lain lakukan padamu. Mencintai dan peduli pada sesama adalah cinta kasih, mengerti orang lain adalah kebijaksanaan.