Regional

Firman Nasution: Food Cycle Bisa Jadi Solusi Penanganan Sampah

Bandung.Swara Jabbar com.-Dewasa ini, sampah menjadi masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21,1 juta ton, dengan komposisi mayoritas sisa makanan.

Lebih lanjut, mengutip data Program Lingkungan PBB (UNEP), Produksi sampah makanan di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.

Menurut hasil kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bersama sejumlah lembaga, Indonesia membuang sampah makanan 23-48 juta ton per tahun pada periode 2000-2019 atau setara dengan 115-184 kilogram per kapita per tahun.

Kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari pembuangan sampah makanan di atas mencapai sebesar Rp 213 – 551 triliun pertahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia pertahun. Secara sosial, kehilangan ini setara dengan kandungan energi untuk porsi makan 61-125 juta orang pertahun.

Ironisnya pada kondisi sampah makanan yang menumpuk, juga terjadi kondisi stunting. Ketua Umum HMI Badko Jawa Barat, Firman Nasution sangat menyesalkankan kondisi tersebut. HMI menurutnya, bisa mendorong gerakan yang turut menyelesaikan dua permasalahan ini sekaligus.

“Fenomena sampah sisa makanan ini tentu sangat disayangkan, apalagi mengingat masih tingginya angka stunting di Indonesia. Tentu akan lebih bijak jika kita menyalurkan sisa makanan untuk mencegah stunting. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat gerakan food cycle” kata Firman (19/11).

Lebih lanjut, Firman Nasution yang juga merupakan kandidat Ketua Umum PB HMI itu menjelaskan bahwa gerakan Food Cycle yang dimaksudkan adalah menampung makanan sisa, lalu menyortir dan mendistribusikannya kepada yang membutuhkan.

“Tentu sebaiknya dimanfaatkan, daripada dibuang begitu saja. Selain mubazir, juga bisa menjadi masalah serius bagi lingkungan, seperti timbulnya gas metana. Insyaallah kalau memungkinkan HMI akan mengusung gerakan food cycle, namun kita akan kaji terlebih dahulu secara matang mengenai SOP dalam memastikan kemanan dan kelayakan makanan dan teknis pendistribusiannya” ucap Firman ketika dimintai keterangannya.

Kontributor: Agus Liwaya