Pendidikan

Hardiknas di Situs Soekarno Sepakat Cetuskan Pendidikan Cinta sebagai Nafas Semua Pendidikan

Kediri.Swara Jabbar Com.-Beragam perwakilan organisasi, komunitas, pelajar, seniman, budayawan hingga tokoh lintas agama menggegar tasyakuran Hari Pendidikan Nasional 02 Mei 2024 di Rumah Cagar Budaya Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri Jawa Timur. Rangkaian kegiatan dengan puncak acara diskusi kebangsaan bersemboyan “Pendidikan tidak hanya penting tapi maha penting” telah mencetuskan pentingnya “pendidikan cinta” pada setiap generasi bangsa.

Diskusi kebangsaan yang dipandu oleh Ari Hakim LC dari Kampung Inggris Pare ini menghadirkan dua nara sumber, Romo Pinandita Sunyoto dari Pemuka agama Budha dan Arif Kusuma Dewan Kebudayaan Kota Kediri.

Cetuskan pendidikan cinta ini awalnya diungkapkan oleh Ketua Komunitas Serinjing usai dua pemantik menyampaikan paparan.

“Saat ini yang sangat perlu tapi sering dilupakan adalah pendidikan cinta, bahkan ini harusnya menjadi nafas semua pembelajaran. Tanpa cinta pembelajaran akan terasa hampa tidak bisa menyentuh rasa dan hanya akan berkutat pada formalitas, ” aku Arif menyampaikan pendapatnya.

“Selama ini kalau ada kata cinta pikirkan kita sering tertuju hanya soal hubungan lawan jenis saja. Coba, lihat dibelakang kita ini ada (backdrop) tulisan cinta, cinta tanah air Indonesia, ini maknnya dalam” tambahnya.

Satu, kalimat yang diungkapkan Arif ini langsung mendapat respon positif dari peserta diskusi.

Romo Pinandita Sunyoto langsung menrgaskan.“Betul , pendidikan cinta yang dimulai dari keluarga,” tegas Pinandita.

Seseorang akan tumbuh cinta kalau dia itu mengenal. Maka setiap anak harus dididik untuk mengenal dirinya, dengan mengenal dirinya dia akan mengenal Tuhannya. Maka selanjutnya anak akan mencintai dirinya dan akan mencintai Tuhanya.

“Jika cinta kepada Tuhan YME ini sudah benar-benar melekat, maka semua ilmu yang telah dipelajari, semua kepandian yang dimiliki akan mendatangkan manfaat untuk semua. Karena ilmu dan kepandaian itu bagai dua mata pisau. Jadi betul kalau dikatakan pendidikan cinta ini penting sekali,” ujar Gus Ragil dari Komunitas Panjalu.

Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno pun mengaku sangat bangga dan bersyukur dengan hasil diskusi kebangsaan yang mencetuskan pentingnya pendidikan cinta pada momen Hari Pendidikan Nasional ini.

“Kami jadi teringat dengan sebuah kalimat luar biasa yang disampaikan oleh Umar bin Khottob RA. Beliau menyampaikan “Seandainya tidak ada cinta tanah air maka robohkan negara itu”. Kata mutiara ini pula yang sering diingatkan oleh Romo Kyai Muchtar Mu’thi sang Pemrakarsa Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwiai Manunggalnya Keimanan dan kemanusiaan,” kata R. Kushartono yang juga Ketua Dep. Pendidika DPP PCTA Indonesia.

Menurut Kus, kata-kata ini berlaku bagi bangsa atau negara manapun.

“Negara Amerika tanpa ada cinta kepada akan roboh, negara Tiongkok tanpa cinta akan ambruk, termasuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka jika tidak menanamkan pendidikan cinta tanah air, cinta bangsa dan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia kepada anak didik, generasi muda sebagai pewaris bangsa dan negara maka harus diwaspadai, kedepan, Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa roboh. Jangan sampai ini terjadi,” terang Kushartono.

“Kediri ini penting, kita harus kembali kejatidiri kita. Sungguh kami bersyukur diskusi ini bermanfaat dan luar biasa sekali,” ujar Dwi Sumaningati wakil perempuan agama Hindu.

Rangkaian kegiatan tasyakuran Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan oleh berbagai komunitas di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno ini diisi dengan Doa Bersama Lintas Agama, Bakti Sosial Santunan Anak Yatim, Pentas Seni Budaya, Selamatan dan Diskusi Kebangsaan.*