Regional

Musim Penghujan Tiba, Waspada Peningkatan Kasus DBD

Musim Penghujan Tiba, Waspada Peningkatan Kasus DBD

Bandung.Swara Jabbar Com.-

Opini

Lilis Suryani ( Guru dan Pegiat Literasi)

Musim penghujan mulai tiba, berdasarkan pengalaman sebelumnya, setiap datang musim penghujan angka kasus Demam Berdarah ( DBD) meningkat secara signifikan.

Karena itu, kali ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung tengah mengembangkan peternakan nyamuk wolbachia di sejumlah kelurahan di Kecamatan Ujungberung.

Hal ini dilakukan sebagai langkah menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Seperti diketahui, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang diakibatkan virus dengue. Meski begitu, cara penularan DBD tidak dapat terjadi langsung antar manusia layaknya virus influenza, melainkan ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albopictus yang terinfeksi oleh virus dengue.

Selain mengembangkan nyamuk wolbachia, Upaya pencegahan DBD saat ini masih menggunakan metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M Plus dengan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui pendekatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dan juga di lingkungan sekolah.

Namun, berkaca pada fakta sebelumnya, upaya pemerintah masih belum mampu menekan jumlah kasus DBD, bahkan kasusnya cenderung meningkat setiap tahunnya.

Tidak jarang pasien DBD berakhir dengan kehilangan nyawa, salah satu faktor pemicunya adalah keterlambatan penanganan. Seringkali pasien dibawa ke rumah sakit setelah kritis.

Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat belum terkaper Jaminan Kesehatan Nasional (JKN/KIS), jika pun sudah ikut BPJS yang berbayar banyak diantaranya yang menunggak dan tidak mampu membayar dalam jangka waktu yang lama, Walhasil, tetap tidak bisa menggunakan fasilitas kesehatan.

Masih setengah hatinya pemerintah dalam menjamin kesehatan masyarakat tampak dalam ketatnya persyaratan pengajuan KIS. Padahal, kesehatan merupakan hak dasar setiap warga masyarakat yang telah dijamin oleh Undang-Undang.

Kembali pada pembahasan proyek pengembangan nyamuk wolbachia, penulis berharap jangan sampai dikapitalisasi, seperti yang terjadi pada saat pandemi Covid-19. Hanya menjadi sumber pundi-pundi rupiah oknum tertentu. Sehingga rakyat lah yang akan kembali menjadi korbannya.

Disinilah butuh peran negara guna melakukan pengawasan ketat, namun tidak jarang juga kecurangan justru dilakukan oknum pejabat negara. Kongkalikong dengan pengusaha untuk mendapat keuntungan dari wabah yang tengah mendera rakyat.

Padahal, bila kita berkaca pada ajaran Islam, kepemimpinan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Rasulullah saw bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dia pimpin.” (HR al-Bukhari).

Dalam Islam pemimpin harus benar-benar berupaya sekuat tenaga mencurahkan segala potensi yang ada. Tampilnya seorang memimpin dalam ikthiar penyelesaian wabah merupakan bagian dari amanah Allah SWT yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

Di antara maqashid asy-syari’ah (tujuan syariah) adalah hifzh an-nafs, yakni menjaga jiwa. Islam mengajarkan bahwa nyawa manusia harus dinomor satukan. Oleh karena itu, pembunuhan dianggap sebagai dosa besar dan pelakunya mendapat sanksi yang sangat berat, yaitu qishash.
Bahkan terkait dengan nyawa, Rasulullah saw bersabda, “Hancurnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang Mukmin tanpa haq.” (HR an-Nasa’i dan at-Tirmidzi).

Dengan demikian dalam pandangan Islam, nyawa manusia harus diutamakan, melebihi ekonomi, pariwisata, atau pun lainnya.

Dalam Islam setiap perbuatan dapat bernilai ibadah selama memenuhi dua kriteria, yakni perbuatan tersebut dilaksanakan karena Allah SWT (untuk meraih ridha Allah SWT) dan dilaksanakan sesuai dengan syariah.

Demikian pula dalam ikhtiar mengatasi wabah/penyakit. Harus  mengikuti syariah, yakni mengikuti Rasulullah saw. Hal itu bukan hanya agar wabah dan penyakit tertangani, tetapi juga agar bernilai ibadah.

Kesadaran bahwa ikhtiar ini merupakan ibadah menyebabkan usaha dan ikhtiar menjadi sungguh-sungguh. Bahkan orang tidak takut mati, sebab jika mati, maka kematiannya berada di jalan Allah SWT. Inilah uniknya pandangan Islam yang tidak akan ditemui pada ajaran selain Islam.