Regional

Abiyasa Seorang Negarawan an Madep Pandito

Bandung.Swara Jabbar Com.-

Oleh Jeremy Huang Wijaya

爱国重于地位,人民福祉才是最重要的
Àiguó zhòng yú dìwèi, rénmín fúzhǐ cái shì zuì zhòngyào de artinya cinta bangsa lebih utama dari pada jabatan, kesejahteraan rakyat itulah yang utama
Mencari Seorang pemimpin yang bersikap negarawan itu sulit bagaikan mencari sebongkah emas dalam tumpukan Jerami. Dalam sejarah hanya 2 tokoh yang bersikap Lengser Kaprabon, Madeg Pandita yaitu Prabu Siliwangi dan Joyoboyo.

Abiyasa adalah Kakek Buyutnya Pandawa dan Kurawa. Abiyasa adalah putra tunggalnya Resi Palasara dan Satyawati. Memiliki watak bijaksana, adil dan penuh kasih sayang. Abiyasa memiliki nama lain Krishna Dwaipayana, karena kulitnya hitam (Krishna) dan lahir di tengah pulau namanya Dwaipayana. Krishna Dwaipayana tumbuh menjadi dewasa dengan cepat dan mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang resi.

Sejak Abiyasa masih kecil ibunya yang bernama Satyawati meninggalkan nya sejak kecil karena ibunya menikah dengan raja kerajaan Hastina pura yaitu Prabu Santanu. Dari Pernikahan itu mereka dikaruniai dua orang putra yaitu Citranggada dan Wicitrawirya. Citranggada gugur dalam suatu pertempuran sedang kan Wicitrawirya wafat karena sakit. Sebelum menikah dengan Satyawati, Prabu Santanu memiliki seorang putra bernama Bhisma dan Satyawati memiliki seorang putra bernama Abiyasa

Abiyasa dan Bhisma sampai akhir hidupnya Maret Pandita. Kalimat Lengser Kaprabon Madeg Pandita diucapkan oleh Suharto diucapkan 21 Mei 1998.Lengser Kaprabon artinya Turun tahta mengakhiri jabatannya, madeg pandita, adalah menjadi orang tua yang bijaksana tinggal jauh dari keramaian dan bersedia memberikan nasihat pada yang membutuhkan.”

Saat ini banyak para pemimpin tidak siap untuk Lengser Kaprabon, Madeg Pandita ada yang mempersiapkan putra mahkota dan mantunya sebelum turun tahta, ucapan dan perbuatan tidak sama, lain dimulut, lain di hati. Saat ini dibutuhkan kenegarawanan seorang pemimpin