Sindiran pepatah Jawa untuk pemimpin
Bandung.Swara Jabbar Com.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Kita sedih dan prihatin saat ini di banyak daerah terjadi bencana, ada yang jadi korban banjir seperti Semarang dan Demak, ada yang jadi korban Gempa,kemaren jumat Gempa di Tuban, Ada yang jadi korban Longsor, angin puting beliung, pergerakan tanah, sedihnya kaum elite partai politik sibuk cari kawan koalisi, melupakan rakyat, sebelum pemilu rajin kunjungan ke daerah daerah menjanjikan.
Ada banyak petatah petitih Jawa Sindiran untuk para pemimpin
1.Jarene Pemimpin ikuh Ngaku koncone Rakyat kok gur pengen nuntut mulyo, pas konco ciloko malah lungo.”
(Katanya Pemimpin Ngaku temannya Rakyat kok cuma mau menuntut kesenangan, saat teman susah malah pergi).
2. “Konco kok Moro nek butuh tok. Rumangsamu aku pom bensin?
Artinya: teman kok kalau datang hanya pas butuh saja. Menurutmu aku pom bensin apa?”
3.”Ngapusi kui hakmu Nek kewajibanku yo mung etok-etok ora ngerti Yen mbok apusi.
Artinya: berbohong itu kamu. Kewajibanku ya hanya berpura-pura tidak tahu kalau kamu bohongi.
4. “Uripmu koyo wit gedhang. Duwe jantung, tapi ora duwe ati.
Artinya: hidupmu seperti pohon pisang memiliki jantung tapi tidak memiliki hati”.
5. “Pantesan awakku ora lemu-lemu. Sing tak pangan harapan palsu.”
(Pantas saja badanku tidak gendut-gendut. Yang aku makan harapan palsu”
6. “Janjimu koyo balon, warna-warni tapi ra ono isine. Alias omong tok.”
(Janjimu seperti balon, warna-warni, tapi nggak ada isinya. Alias omong doang)
Rakyat kecil membutuhkan figur semar yang dapat mengerti hati rakyat, menemani rakyat, jangan sibuk koalisi, jangan sibuk bagi kekuasaan, datangi rakyat yang terkena bencana, bantulah mereka