Regional

Kebajikan menurut Plato, Mencius dan Konfusius

Kebajikan menurut Plato, Mencius dan Konfusius

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Bandung.Swara Jabbar Com.-Setiap orang mengharapkan mendapatkan sebutan sebagai orang yang bajik.
Apa itu Kebajikan?

Menurut Wikipedia Kebajikan adalah perilaku yang menunjukkan tolak ukur budi pekerti yang tinggi, yaitu melakukan yang benar dan menghindari yang salah.

Mencius murid Konfusius berkata Kebajikan (Yi) berbasiskan konsep ren Konfusius, Mencius menambahkan faktor kebajikan untuk melengkapi rasa kemanusian (humanity) kebajikan adalah perlu untuk mengikat orang menjadi satu dan kebajikan adalah perlu untuk membuat perbedaan, Bagi Mencius kebajikan yang ideal memiliki nilai nilai penting yang orisinal dan baru. Dia orang pertama yang mengusung kebajikan ke tingkat tertinggi dalam nilai moral. Beliau sangat menentang kebajikan yang digunakan untuk meraih keuntungan dan mengeduk laba. Menurut Mencius kebajikan berasal dari hati nurani dan diungkapkan dalam tindakan penuh kedermawanan. Mencius memberikan arti penting kebajikan, bahkan lebih penting daripada kehidupan. Kata Mencius, saya meninggalkan kehidupan dan lebih memilih kebajikan.

Menurut Konfusius Benak manusia unggulan mengenal Yi kebajikan, benak manusia pandir sangat mengenal Li pamrih dan keuntungan.

Konfusius juga berkata Orang bijak adalah orang yang rendah hati, menghormati dan mengasihi sesama.Pria bijak memuja tiga hal. Dia mengagungkan mandat dari langit, dia memuliakan orang besar, dan dia menghormati kata kata orang bijak. Orang picik tidak tahu mandat dari langit sehingga tidak tahu bagaimana menghormati nya. Mereka tidak menghormati kata kata orang bijak. Hanya Kebajikan Tian (Tuhan YME) berkenan (wei de dong Tian), milikilah kebajikan yang esa itu (xian you yi de).
Konfusius mengajarkan Jalan manusia unggulan memiliki kebajikan, bebas dari kegelisahan, bijaksana, bebas dari kegalauan, bebas dari rasa takut.

Plato dalam “pandangannya bahwa kebajikan adalah pengetahuan. Dalam karya-karyanya, khususnya dalam dialog-dialog seperti Meno dan Republic, Plato menegaskan bahwa seseorang yang benar-benar tahu apa yang baik akan selalu bertindak sesuai dengan kebaikan.
Plato menyatakan kebajikan tidak dapat diajarkan dengan cara biasa, tetapi dapat ditemukan melalui pengenalan terhadap idea (konsep abstrak) kebaikan itu sendiri. Di sini muncul gagasan Plato bahwa orang-orang yang “jahat” atau melakukan kejahatan bukan karena niat buruk, melainkan karena ketidaktahuan akan kebenaran dan kebaikan.”

“Menurutnya, kebajikan adalah bentuk pengetahuan tertinggi tentang apa yang baik dan benar. Jika seseorang memahami apa itu kebajikan, maka orang tersebut akan bertindak dengan cara yang etis”
Kebajikan tujuan utama manusia hidup di dunia.

Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan. dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Kota yang maju