Pemerintahan

Atalia Ridwan Kamil Dikukuhkan sebagai Bunda Forum Anak Daerah Jabar

BANDUNG.SJN COM.-Atalia Praratya Ridwan Kamil dikukuhkan sebagai Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Jabar oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, di Hotel Horison Ultima, Kota Bandung, Jumat (26/6/20).

Bintang optimistis Atalia mampu memberdayakan perempuan dan melindungi anak di Jabar. Selain itu, Atalia diyakini dapat membimbing dan mendedikasikan perannya dalam menyuarakan hak anak.

“Saya sangat percaya kepada Ibu Atalia dengan berbagai kiprahnya, makanya kami yakin, percaya dan tidak ragu saya titip anak-anak di Jabar untuk terus dibimbing agar mereka bisa jadi pelopor dan pelapor,” kata Bintang.

Di Jabar, FAD hadir dalam berbagai tingkatan. Mulai dari kabupaten/kota sampai desa/kelurahan. Penyelenggara FAD dibina langsung pemerintah sesuai tingkat wilayah.

Menurut Bintang, FAD di seluruh Jabar sudah berkontribusi dalam menyuarakan hak-hak anak. Di tengah pandemi COVID-19, kata ia, FAD memiliki peran penting dalam menyediakan ruang bagi anak-anak menyuarakan haknya, khususnya pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

“Selain itu, potensi anak dalam masa transisi ini menjadi sangat penting untuk diasah sebagai pelopor, dan pelapor khususnya untuk memberikan pengaruh positif dan edukasi terhadap sebayanya,” ucapnya.

Bintang pun mengapresiasi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar dalam mengendalikan virus SARS-CoV-2.

“Kami apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Jabar dalam penanganan COVID-19, inovasinya luar biasa, bantuan sosialnya, terutama data juga jelas berapa anak dan perempuan yang terdampak sehingga intervensi yang kita lakukan akan jauh lebih tepat sasaran,” katanya.

“Saya ingatkan di situasi sekarang perlu upaya khusus untuk menjaga anak saat bermain dengan penerapan protokol kesehatan. Seperti jumlah anak yang bermain dan pembersihan area dengan disinfektan serta kewajiban menggunakan masker bagi anak usia di atas dua tahun,” imbuhnya.

Usai acara pengukuhan, Menteri PPPA meresmikan ruang bermain anak dan sudut kriya hasil perempuan Jabar. Ia juga berkesempatan meninjau sekretariat Sekoper Cinta (Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita) bersama Atalia.

“Jabar memang memiliki program-program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang sangat baik. Tadi juga saya lihat Sekoper Cinta yang programnya telah menelurkan banyak sekali perempuan Jabar yang mandiri. Inilah komitmen Ibu Atalia dalam pemberdayaan perempuan tidak hanya bagaimana perempuan bisa melek pendidikan,” ucap Bintang.

Sementara itu, Atalia menyatakan, pihaknya berkomitmen dalam pemenuhan hak anak. Salah satunya, menyusun Peraturan Daerah (Perda) Jabar tentang penyelenggaraan perlindungan anak. Perda tersebut kini tengah digodok bersama Komisi IV DPRD Jabar.

“Upaya penyelesaian Perda itu sedang dalam proses terus menerus hampir setiap hari selama 4 minggu ini bersama Pansus IV DPRD Jabar,” ucap Atalia.

Kemudian, sejak tahun 2019 Pemda Provinsi Jabar telah membentuk UPTD perlindungan perempuan dan anak yang berperan aktif menindaklanjuti kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Salah satunya memberikan layanan curhat online bagi anak dan remaja,” ujarnya.

Atalia menuturkan, dalam upaya penanganan pencegahan COVID-19, Pemda Provinsi Jabar menyiapkan berbagai strategi, seperti memberikan bantuan tunai, melaksanakan program padat karya, bantuan pangan non tunai, menurunkan beban pengeluaran masyarakat, dan memberikan bantuan kepada keluarga yang terindikasi COVID-19.

Atalia juga menyampaikan terima kasihnya kepada Kementerian PPPA yang sudah mengalokasikan 70% dana dekonsentrasi nya yang dititipkan pada DP3AKB Jabar. Khususnya kepada perempuan dan anak berupa bantuan spesifik sebagai kelompok rentan terdampak COVID-19.

Bantuan yang diserahkan simbolis di acara pengukuhan tersebut berupa 1.080 paket yang terdiri dari 170 paket untuk anak, 310 paket untuk anak disabilitas, 200 paket untuk perempuan kepala keluarga, 200 paket untuk perempuan disabilitas dan 200 paket untuk lansia.

“Terima kasih kepada Kementerian PPPA yang sudah mengalokasikan 70% dana dekonsentrasi nya diantaranya dititipkan pada DP3AKB Jabar,” ujar Atalia.

Atalia mengatakan, selain perempuan lanjut usia, anak-anak juga sangat rentan terpapar COVID-19. Salah satu kelompok lainnya yang rentan terpapar adalah anak yang butuh perlindungan khusus atau disabilitas.

“Sebagian dari mereka sangat tergantung pada orang tua dan pendampingnya untuk membantu memenuhi kebutuhan khususnya tetutama kesehatannya, maka dari itu mereka harus terus kita perhatikan,” ucapnya. (die)