Makanan Yang Disajikan Di Malam Imlek
BANDUNG.SJN COM.-Makanan yang di sajikan di meja sembahyang dan disajikan dalam malam sebelum imlek yaitu
A. Mie sebagai lambang panjang umur mengharapkan di tahun baru supaya umur panjang
B.Bung(Rembung yaitu Bambu muda yang dimasak menggunakan ebi (udang kecil)atau telor. Bung atau rembung merupakan tunas muda sebagai lambang tumbuhnya harapan baru. Telor melambangkan awal titik kehidupan.
C. Makanan Sam Seng di Malam Imlek sebagai lambang 3 kehidupan yaitu darat, laut dan udara. Ayam atau bebek yang dimasak mewakili simbol udara, babi atau sapi yang dimasak mewakili simbol darat. Ikan Bandeng atau Gurami mewakili simbol air. Gurami juga lambang kemakmuran
D. Buah Sri Kaya, Jeruk Ponkam atau Santang
Melambangkan kemakmuran dan kelimpahan rejeki. Karena jeruk ponkam berwarna kuning lambang kemakmuran.
Selain sam seng dan ngo seng ada juga satu tradisi Imlek bernama yu sheng yang dilakukan pada malam Imlek. Yu sheng menjadi simbol keberuntungan dan kemakmuran di tahun baru.
E. Dodol Keranjang mengandung arti memiliki harapan yang manis di tahun yang akan datang
F. Manisan buah buahan memiliki juga harapan untuk menikmati hidup yang manis.
Dalam tradisi yu sheng, masyarakat Tionghoa akan mencampurkan beragam jenis sayuran dan bumbu. Setelah dicampurkan, bahan makanan tersebut akan diangkat tinggi-tinggi ke udara menggunakan sumpit oleh setiap orang.
Dimeja sembahyang juga biasanya ada batang tebu yang diikat jadi satu tujuannya memiliki harapan baru yang manisSam seng merupakan hidangan yang terdiri dari ikan bandeng, daging babi, dan daging ayam. Sedangkan ngo seng terdiri dari ikan bandeng, daging babi, daging ayam, daging bebek, dan kepiting. Yee sang atau yusheng (Hanzi: 鱼生; Pinyin: yúshēng) adalah masakan Tiochiu berupa salad ikan segar ditambah irisan halus sayuran seperti wortel dan lobak. Daging ikan yang dipakai adalah irisan ikan tuna atau ikan salem yang sebelumnya bisa sudah direndam dalam campuran minyak wijen, minyak goreng, dan merica.
Aksara Tionghoa untuk ikan (鱼) dan berkelebihan (余) sama-sama dibaca sebagai yú. Aksara Tionghoa untuk yúshēng (鱼生) juga homofon dengan yúshēng (余升) yang berarti meningkatnya kelimpahan. Oleh karena itu, makanan ini dipercaya sebagai simbol kelimpahan dan kemakmuran bagi orang yang memakannya. (Jeremy Huang)