90 % Perusahaan Pers yang Bertahan di Era Pandemi Covid-19 Sudah tak Sehat Secara Ekonomi
BANDUNG.SJN COM.-Sebanyak 90 persen perusahaan pers yang bertahan saat ini dinilai sudah tak sehat secara ekonomi, selain karena disrupsi media juga karena hantaman pandemic covid-19. Bahkan sebanyak 13 persen perusahaan media saat ini sudah menutup perusahaannya dan 34 persen perusahaan media sudah tak membayar gaji wartawannya.
Hal itu terungkap dalam Webinar Hari Pers Nasional (HPN) 2021 bertema “Strategi Bisnis Media dalam Menghadapi Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan PWI Jawa Barat, Rabu (24/12/2021).
Pembicara Tokoh Pers Wina Armada mengatakan, pers belakangan ini mengalami dilema dan kontradiksi karena harus melakukan sosialisasi penanggulangan Covid-19 dan menyuarakan communications of hope, namun justru media sendiri yang “termakan pandemic Covid-19”.
Wina mengatakan, secara eksternal pandemic Covid-19 telah menguras energi media sehingga sebagian mengalami sekarat. Daya beli masyarakat pun melorot drastis sehingga secara umum perekomian benar-benar terpuruk dan ikut memuluk industry media.
Secara internal, kata Wina, pers mengalami tekanan ganda dari internal dan eksternal yang menganggu ekosistem dari per situ sendiri. Di sisi lain media sedang mengalami perubahan karens disrupsi tadi, karena perkembangan dunia digital yang dahsyat tengah mengalami tekanan yang besar dan sumber informasi cepat berubah.
Dampak yang paling dirasakan pada masa ini adalah menurunnya pendapatan iklan dan pemasang beralih ke masa transisi yang belum ajeg. Pers atau media kehilangan pendapatan dan cenderung terus bertambah rugi.
Wina menilai media harus melakukan ikhtiar-ikhtiar yang harus dilakukan di masa Pandemi Covid-19. Karena kondisi yang daurat, katanya, maka penanganannya pun harus dilakukan secara darurat pula. Efesiensi yang optimal, katanya, dan diupayakan media mendapatkan sumber pendapatan non konvensional.
Sementara itu pembicara Priskila Ifke Goni mengatakan, selain potensi iklan media juga memiliki potensi bisnis lain selain analisa bid data dan konsultasi. Pendapatan ini akan menjadi nilai tambah bagi pendapatan media.
Potensi lain yang dikembangkan adalah membangun komunitas online dan offline, serta pelatihan dan sertifikasi, serta pengembangan bisnis multiplatform.
Kegiatan peringatan HPN didukung oleh berbagai sponsor seperti Bank bjb, Bank bjb syariah, Djarum Foundation, Summarecon Bandung, PT Pos Indonesia, LPS , Yayasan Alfamat, Gojek, Masyarakat Tionghoa Peduli. (*)