Pemerintahan

Ridwan Kamil: Etnisitas Penguat ke-Indonesiaan

JAKARTA.SJN COM.-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, etnisitas merupakan elemen yang membentuk Indonesia menjadi kuat. Maka bagi seseorang yang beretnis sunda jadilah orang sunda yang baik. Pun demikian dengan etnis lainnya.

Itulah makna dari tema “Saya Sunda untuk Indonesia” yang diangkat dalam In-Cast atau Injabar Unpad Podcast edisi kedua di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Kamis (3/2/2022).

“Dengan menguatkan etnisitas ini sama dengan menguatkan ke-Indonesiaan. Kalau jadi orang sunda, jadilah orang sunda yang baik. Begitu pun etnis lainnya supaya Indonesianya kuat. Itu poinnya,” tutur Ridwan Kamil.

In-Cast yang kali ini menghadirkan narasumber para tokoh sunda yang berkiprah di nasional sengaja digelar di Jakarta. Karena menurut Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil, orang sunda tersebar tak hanya di Jabar.

“Kenapa di Jakarta, karena etnisitas sunda tidak hanya berkumpul di Jabar, tapi juga di luar Jabar,” ujar Kang Emil.

Yang menarik juga dalam In-Cast edisi kedua ini, narasumber para tokoh seperti Mochamad Iriawan (Iwan Bule), Dicky Chandra, Sam Bimbo, Erry Hardjapamekas, Sarwono Kusumaatmadja dan tokoh lainnya menyampaikan gagasannya mengenai isu kebudayaan, kesenian, keilmuan, bahkan politik.

Kang Emil yang juga menjadi narasumber menuturkan bahwa dalam dimensi politik kiprah dari pahlawan sunda yaitu Ir. H. Djuanda dan Mochtar Kusumaatmadja harus dijadikan teladan.

Ir. H. Djuanda yang dulu menjabat Perdana Menteri melahirkan konsep wawasan nusantara. Adapun Mochtar Kusumaatmadja berperan besar menyatukan maritim Indonesia dalam bingkai NKRI yang bisa disaksikan hingga sekarang.

“Teladani kedua pahlawan tersebut bahwa untuk mendapatkan pengakuan dan sebuah penghormatan harus punya kompetensi dan kontribusi,” kata Kang Emil.

Untuk itu, kepada warga sunda, Kang Emil mengajak untuk berlomba-lomba berkompetensi menyumbangkan keilmuan teknokratisnya kepada negara dan masyarakat.

“Jadi jangan berebut kekuasaan hanya dengan modal terkenal, tapi tidak punya kapasitas atau kompetensi,” ucapnya.

In-Cast yang digagas oleh Institut Pembangunan Jabar (Injabar) merupakan tradisi baru dalam mengakomodir pemikiran-pemikiran warga Jabar yang terkait dengan isu kekinian. Selanjutnya ide atau pemikiran tersebut akan direkomendasikan untuk kepentingan nasional maupun regional.

“Ini tradisi baru khususnya dari etnis sunda di tanah air dan akan dirutinkan sehingga nanti ada kontribusi pemikiran terhadap masalah-masalah ke-Indonesiaan,” tutur Kang Emil. (hms)