Pertemuan Penulis Tionghua di Grand Cin Yen PIK Jakarta
Jakarta.Swara Jabbar Com.-
Oleh Jeremy Huang
Ada pepatah Tiongkok berkata 书面作品可以成为生活的灵感和动力
Shūmiàn zuòpǐn kěyǐ chéngwéi shēnghuó de línggǎn hé dònglì artinya karya tulisan dapat menjadi inspirasi dan motivasi kehidupan.
Tahun 1965-2005 para penggemar Sastrawan Tionghoa pasti senang membaca Tulisan Lao Bing. Ķarena karya sastra Lao Bing indah kalimat kalimatnya penuh makna tetapi sayang 2005 Lao Bing meninggalkan kita semua sesudah mengikuti pertemuan Sastrawan Tionghoa di Bandung. Lao Bing asli kelahiran Cirebon. Tan Siauw Sien adalah nama asli Lao Bing. Arti kata Lao Bing adalah Pejuang Tua.
Tan Siao Sien adalah penulis sastra Tionghoa di Cirebon. Dalam setiap tulisannya Tan Siao Sien selalu menggunakan nama Lao Bing sebagai nama penulisnya. Tan Siao Sien dijuluki sebagai Lao.Bing. Tan Siao Sien dimakamkan di Sunyaragi Cirebon. Tan Siao Sien mantan guru sekolah Tionghoa Chung Hua Swe Xiao di Cirebon. Tan Siao Sien pendiri Mandarin Study Centre Cirebon.
Kemaren hari Selasa 26 Februari 2022 di Grand Cin Yen PIK Jakarta. Para penulis Sastra Tionghua berkumpul karena menyambut kedatangan Tjutju Widjaja penulis sastra Tionghua dari Bandung. Tjutju Widjaja mengikuti pameran Seni Rupa Manifesto Trans Posisi di Galery Nasional Jakarta yang diikuti 108 peserta 108 karya dipamerkan tadinya ada 613 calon peserta yang mendaftar setelah diseleksi hanya 108 lukisan yang terpilih. Karya lukis kaligrafi mandarin Tjutju Widjaja berjudul Perempuan Kelenteng.
Sebelum pameran Seni Rupa, Tjutju Widjaja bersama Jeremy Huang Wijaya pengamat budaya Tionghoa Cirebon mengikuti pertemuan para penulis sastrawan Tionghoa di Grand Cin Yen Pantai Indah Kapuk Jakarta yang dihadiri dan di pimpin langsung oleh Jeanne Laksana (Yuan Ni) Ketua Perhimpunan Penulis Tionghua) dihadiri juga oleh Jap Tang Cen, Herliani S.P, Sopyan Wijaya, Hardynata Chung dan Susi.
Tujuan pertemuan para penulis Sastra Tionghua di Grand Cin Yen Pantai Indah Kapuk Jakarta sebagai temu kangen obat rindu karena 2 tahun mereka tidak bertemu dan menyambut kedatangan Tjutju Widjaya juga memberikan support dukungan kepada Tjutju Widjaja yang mengikuti Pameran Seni Rupa Manifesto Trans Posisi di Galeri Nasional Jakarta.
Dalam pertemuan itu Jeanne Laksana (Yuan Ni) ketua Perhimpunan Penulis Sastra Tionghua menceritakan bahwa ada 700 orang penulis sastra Tionghua di 15 kota. Yaitu Jakarta, Bandung, Cirebon, Medan, Pontianak, Pekanbaru, Lampung Garut, Semarang dan Surabaya.
Ternyata di Cirebon sudah ada perhimpunan penulis sastra Tionghoa. Di Cirebon salah satu pendirinya Lao Bing yang kita kenal dengan nama aslinya Tan Siao Sien.
Jeanne Laksana Ketua Yuan Ni (Ketua Perhimpunan Penulis Tiong Hoa Se Indonesia) juga menceritakan umumnya para penulis sastrawan Tionghoa berusia 50 tahun ke atas. Sedikit sekali yang berusia 50 tahun belum sampai taraf sebagai sastrawan hal ini membutuhkan waktu yang panjang. Padahal menurut Jeanne Laksana sudah bertahun tahun melatih mereka tetapi hasilnya masih sedikit karena untuk menulis saja masih banyak yang malas apalagi mengarang, oleh sebab itu harus ada peran aktif dari penulis sastra Tionghoa yang sudah berusia lanjut untuk membimbing anak muda supaya aktif menulis supaya ada generasi muda yang melanjutkan kata Jeanne Laksana ketua Perhimpunan Penulis Tionghoa.
Sopyan Wijaya juga memiliki pendapat yang sama harus ada bimbingan kepada generasi muda supaya generasi muda dapat menjadi penulis sastra Tionghua.
Pertemuan Penulis Tionghua di Grand Cin Yen PIK Jakarta
Oleh Jeremy Huang
Ada pepatah Tiongkok berkata 书面作品可以成为生活的灵感和动力
Shūmiàn zuòpǐn kěyǐ chéngwéi shēnghuó de línggǎn hé dònglì artinya karya tulisan dapat menjadi inspirasi dan motivasi kehidupan.
Tahun 1965-2005 para penggemar Sastrawan Tionghoa pasti senang membaca Tulisan Lao Bing. Ķarena karya sastra Lao Bing indah kalimat kalimatnya penuh makna tetapi sayang 2005 Lao Bing meninggalkan kita semua sesudah mengikuti pertemuan Sastrawan Tionghoa di Bandung. Lao Bing asli kelahiran Cirebon. Tan Siauw Sien adalah nama asli Lao Bing. Arti kata Lao Bing adalah Pejuang Tua.
Tan Siao Sien adalah penulis sastra Tionghoa di Cirebon. Dalam setiap tulisannya Tan Siao Sien selalu menggunakan nama Lao Bing sebagai nama penulisnya. Tan Siao Sien dijuluki sebagai Lao.Bing. Tan Siao Sien dimakamkan di Sunyaragi Cirebon. Tan Siao Sien mantan guru sekolah Tionghoa Chung Hua Swe Xiao di Cirebon. Tan Siao Sien pendiri Mandarin Study Centre Cirebon.
Kemaren hari Selasa 26 Februari 2022 di Grand Cin Yen PIK Jakarta. Para penulis Sastra Tionghua berkumpul karena menyambut kedatangan Tjutju Widjaja penulis sastra Tionghua dari Bandung. Tjutju Widjaja mengikuti pameran Seni Rupa Manifesto Trans Posisi di Galery Nasional Jakarta yang diikuti 108 peserta 108 karya dipamerkan tadinya ada 613 calon peserta yang mendaftar setelah diseleksi hanya 108 lukisan yang terpilih. Karya lukis kaligrafi mandarin Tjutju Widjaja berjudul Perempuan Kelenteng.
Sebelum pameran Seni Rupa, Tjutju Widjaja bersama Jeremy Huang Wijaya pengamat budaya Tionghoa Cirebon mengikuti pertemuan para penulis sastrawan Tionghoa di Grand Cin Yen Pantai Indah Kapuk Jakarta yang dihadiri dan di pimpin langsung oleh Jeanne Laksana (Yuan Ni) Ketua Perhimpunan Penulis Tionghua) dihadiri juga oleh Jap Tang Cen, Herliani S.P, Sopyan Wijaya, Hardynata Chung dan Susi.
Tujuan pertemuan para penulis Sastra Tionghua di Grand Cin Yen Pantai Indah Kapuk Jakarta sebagai temu kangen obat rindu karena 2 tahun mereka tidak bertemu dan menyambut kedatangan Tjutju Widjaya juga memberikan support dukungan kepada Tjutju Widjaja yang mengikuti Pameran Seni Rupa Manifesto Trans Posisi di Galeri Nasional Jakarta.
Dalam pertemuan itu Jeanne Laksana (Yuan Ni) ketua Perhimpunan Penulis Sastra Tionghua menceritakan bahwa ada 700 orang penulis sastra Tionghua di 15 kota. Yaitu Jakarta, Bandung, Cirebon, Medan, Pontianak, Pekanbaru, Lampung Garut, Semarang dan Surabaya.
Ternyata di Cirebon sudah ada perhimpunan penulis sastra Tionghoa. Di Cirebon salah satu pendirinya Lao Bing yang kita kenal dengan nama aslinya Tan Siao Sien.
Jeanne Laksana Ketua Yuan Ni (Ketua Perhimpunan Penulis Tiong Hoa Se Indonesia) juga menceritakan umumnya para penulis sastrawan Tionghoa berusia 50 tahun ke atas. Sedikit sekali yang berusia 50 tahun belum sampai taraf sebagai sastrawan hal ini membutuhkan waktu yang panjang. Padahal menurut Jeanne Laksana sudah bertahun tahun melatih mereka tetapi hasilnya masih sedikit karena untuk menulis saja masih banyak yang malas apalagi mengarang, oleh sebab itu harus ada peran aktif dari penulis sastra Tionghoa yang sudah berusia lanjut untuk membimbing anak muda supaya aktif menulis supaya ada generasi muda yang melanjutkan kata Jeanne Laksana ketua Perhimpunan Penulis Tionghoa.
Sopyan Wijaya juga memiliki pendapat yang sama harus ada bimbingan kepada generasi muda supaya generasi muda dapat menjadi penulis sastra Tionghua.