Pemerintahan

Pedagang Ternak Alami Kerugian Imbas PMK

Bandung.Swara Jabbar Com.-Tiga hari menjelang perayaan Idul Adha, sejumlah pedagang hewan kurban di Kota Bandung masih mengeluhkan omzet dagangnya.

Hal ini dikarenakan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masih menjangkit banyak hewan ternak khususnya sapi. Sehingga dinilai dapat mempengaruhi terhadap penjualan hewan kurban di masyarakat.

Menurut salah seorang pedagang sapi, Feri, 40, lapak dagangannya yang berlokasi di Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung saat ini tengah mengalami penurunan jumlah konsumen dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski di tahun sebelumnya masih dalam situasi pandemi Covid-19, namun Fery mengaku geliat masyarakat dalam membeli hewan kurban khususnya sapi menurun.

“Sangat drastis penurunannya, dan sekarang juga banyak yang pindah ke domba (pembelian hewan kurban) karena ada ketakutan juga dari adanya PMK ini,” ucap Fery saat ditemui di lapak dagangannya, Kamis (7/7).

Fery menambahkan, sebelum adanya wabah PMK, penjualan hewan kurban bisa mencapai 30 – 40 ekor selama momentum Idul Adha.

“Tapi kalau sekarang sampai H-3 ini baru 17 ekor yang keluar,” imbuhnya.

Sehingga dengan adanya hal tersebut, ia berharap kepada pemerintah untuk segera mengirim bantuan terhadap para pedagang hewan kurban seperti memberikan obat-obatan hingga vitamin.

Hal tersebut agar kepercayaan masyarakat kembali bangkit untuk membeli hewan kurban.

“Belum ada sampai sekarang, dan kita juga masih beli dengan seadanya seperti meracik obat herbal, kasih suplemen dan vitamin. Jadi dari pemerintah baru ada pemeriksaan aja,” katanya.

Sementara, menurut seorang pedagang hewan kurban domba, Ajat, 26, mengungkapkan bahwa adanya wabah PMK tidak terpengaruh sama sekali terhadap kesehatan hewan.

Akan tetapi yang menjadi garis besarnya dari adanya wabah ini, Ajat mengatakan bahwa pembelian hewan kurban khususnya domba telah mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

“Kalau tahun kemarin rata-rata dikisaran Rp 4 sampai 5 jutaan bahkan ada yang Rp 2 juta juga. Tapi kalau sekarang harga yang Rp2 juta itu enggak ada,” kata Ajat di lokasi yang sama.

Maka dengan adanya kenaikan harga tersebut, kata Ajat, hingga saat ini penjualannya hanya mampu mengeluarkan sebanyak 3 ekor domba per hari. (*)