Pemerintahan

PMK Terdampak Pada Ekonomi

Bandung.Swara Jabbar Com.-Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) berdampak pada ekonomi. Tidak hanya peternak yang dirugikan, tapi juga usaha olahan dari ternak tersebut seperti susu, daging dan produk olahannya.

“Kerugian akibat PMK lebih kearah ekonomi,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat M. Arifin Soedjayana di Bandung.

Arifin mencontohkan, dalam kondisi sehat seekor sapi perah bisa menghasilkan 15 sampai 20 liter susu per hari. Namun sapi yang terpapar dan sembuh dari PMK, recoverynya butuh waktu cukup lama. Produksi susunya pun akan turun 30 sampai 80 persen bahkan tidak menghasilkan susu.

“Jadi selain modal hilang, produksi hariannya juga hilang. Pabrik susunya pun tutup, sehingga pekerja menganggur ” ujarnya.

Untuk mengatasi hal itu kata Arifin, pihaknya mengirimkan obat-obatan, vaksin dan disinfektan ke seluruh kabupaten/ kota, agar hewan ternak yang terpapar bisa sembuh dan ternak yang sehat tidak terjangkit PMK.

Arifin menambahkan sejak kasus pertama dilaporkan pada 6 Mei hingga 27 September 2022, seluruh kabupaten kota sudah tertular PMK.

Dalam jangka waktu 50 hari itu sebanyak 30.457 ekor hewan ternak tertular PMK, 713 ekor mati dan 515 ekor dipotong paksa.

Kami semua berjuang, konsolidasikan apa yang ada. Obat, vitamin, APD kami kirimkan ke kabupaten/ kota guna memberantas wabah tersebut ,” pungkasnya.(*)