Nasional

Situs Ndalem Pojok dan PCTA Indonesia Peringati Hardiknas

Kediri.Swara Jabbar Com.-Para tokoh lintas agama yang tergabung dalam Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang dijiwai manunggalnya keimanan dan kemanusiaan mengelar Tasyakuran Hari Pendidikan Nasional Ke-134 dan peluncuran Program Bimbingan dan Pelatihan (Binlat) Pendidikan Cinta Tanah Air Indonesia dengan metode Rasa Wawasan.

Agenda peluncuran digelar dua kali di situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Pojok, Wates, Kediri dan di makam Ki Hajar Dewantara Taman Wijaya Brata berlokasi di Jalan Soga Nomor 25 Celeban, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta. Senin (1/5) dan Selasa (2/5), serta dikuti secara serentak nasional di berbagai daerah.

Peluncuran progam ini ditandai dengan deklarasi dan pernyataan sikap bahwa Organisai kebangsaan yang sudah memiliki cabang di sebagian besar propinsi di Indonesia ini siap memberikan pelayanan pendidikan cinta tanah air Indonesia secara sukarela di seluruh di wilayah Indonesia.

Sekjen DPP Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia, Ismu Syamsuddin mengatakan, bahwa PCTA Indonesia adalah organisasi non politik dan tidak berafiliasi dengan partai politik.

“Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia ini dijiwai manunggalnya keimanan dan kemanusiaan didirikan oleh tokoh lintas agama. Ada rohaniawan dari agama  Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Murni bergerak untuk perdamaian bukan hanya Indonesia tapi Indonosia Raya, imam perdamaian dunia,” katanya.

Untuk itu, imbuhnya, para rohaniawan ini tidak ada sangkut paut dengan  politik dan tidak berafiliasi partai politik manapun.

“Kami hadir membawa cinta dan kedamaian untuk semuanya. Termasuk hawa politik 2024 akan dingin, damai kalau semuanya dipenuhi rasa cinta tanah air Indonesia, karena spirit cinta itu ajaib, saling mengasihi, saling menghargai meskipun beda pilihan,”  kata Sekjen DPP PCTA Indonesia, Ismu Syamsuddin.

Lukito Sudiarto, Ketua Panitia Kediri, menyatakan, soft opening program dan Tasyakuran Hardiknas yang digelar di Situs Ndalem Pojok digelar 1 Mei 2023,  sementara dalam skala besar nasional dilangsungkan di makam Ki Hajar Dewantara pada Selasa siang, 21 Mei 2023.

“Situs Persada Sukarno Kediri shoft opening, untuk nasional dilangsungkan di makam Ki Hajar Dewantara kita gelar Jogjakarta. Mengapa harus Kediri dan Jogja, seperti ada isyarat alam ‘Yogja Kembali’. Kediri situs Ndalem Pojok Persada Sukarno adalah simbol Bapak Bangsa, sementara Yogja Ki Hajar Dewantara adalah  Bapak Pendidikan. Jadi ini kita kembali bahwa pendidikan kebangsaan, pendidikan cinta tanah air yang sejati sangat amat dibutuhkan di era  dunia yang sudah meng-global ini,” kata Lukito Sudiarto Ketua Panitia Kediri.

Sementara, Ketua Panitia Hardiknas Jogjakarta menambahkan, rangkaian acaranya tasyakuran di Makam Ki Hajar Dewantara Jogja akan di isi dengan doa bersama lintas agama, santunan anak yatim dan launching program cinta Tanah Air.

“Kami juga mengundang perwakilan pejabat pemerintah, lembaga yang lain yang senafas juga pihak keluarga Ki Hajar Dewantara, insya Allah perwakilan lembaga Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno, Kampung Pancasila, Rumah Kebangsaan dan Relawan Cinta Tanah Air Indonesia juga akan hadir. Dan pihak keluarga Ki Hajar Dewantara dari Taman Siswa juga hadir,” kata Sukirman, Ketua Panitia di Makam Ki Hajar Dewantara.

Lebih lanjut, menyinggung soal peluncuran Program Binlat Pendidikan Cinta Tanah Air Indonesia Ketua Departeman Pendidikan PCTA Indonesia menilai ini adalah hal baru yang amat dibutuhkan oleh bangsa dan negara saat ini.

“Ada sebuah ungkapan yang sangat populer di dunia yakni ‘seandainya tidak ada cinta tanah air, robohlah negara itu’. Mengapa saya katakan sangat populer, ungkapan sudah ada sejak ribuan tahu lalu, tokoh besar yang mengungkapkan adalah Sayyina Umar RA. Namun ungkapan ini lama terpendam dan baru muncul lagi setelah diungkapkan oleh sang Pemrakarsa Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia, Bapak Kyai Muchtar Mu’thi,” kata Kushartono, Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Kediri.

Kushartono menilai, jika masa depan bangsa dan Negara Republiik Indonesia ada di tangan generasi bangsa, sementara nasib generasi bangsa ditentukan oleh pendidikannya.

“Bisa dibayangkan bagaimana jika putra-putri kita sebagai generasi bangsa jiwanya tidak terisi dengan pendidikan cinta Tanah Air Indonesia. Maka tinggal menunggu bisa robohkan Negara Kesatuan Repblik Indonesia yang kita cintai ini,” kata Kus.

Ia menambahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022/2023 mencatat jumlah lembaga sekolah di Indonesia seluruhnya  ada 399.376 unit sekolah mulai TK, SD, SMP, SMA dan SMK. Namun dari semua lembaga itu belum ada yang  mengajarkan mata pelajaran pendidikan cinta tanah air Indonesia.

“Sejauh yang kami ketahui belum ada. Memang ada pelajaran sejarah, pelajaran wawasan nusantara, wawasan kebangsaan,  tapi belum ada pendidikan cinta tanah air. Sebab menurut kami wawasan dan cinta itu agak berbeda. Kalau wawasan ada didalam pikiran tapi kalau cinta ada di hati. Disinilah perbedannya. Untuk itu dua-duanya harus kita jalankan,” kata Kushartono.

Masih menurut pria yang pernah mendapatkan penghargaan Kapolri terkait pendidikan Pancasila dan cinta Tanah Air Indonesia ini, ia mengatakan, metode rasa wawasan karsa adalah hal baru yang dapat melengkapi dunia pendidikan.

“Insya Allah ini adalah hal baru dalam dunia pendidikan. Dulu sebenarnya sudah pada era Ki Hajar Dewantara dengan istikah trisakti tiga hal  utama (sakti) yaitu cipta atau pikiran), rasa hati) dan karsa, kemauan. Jadi ini kita munculkan kembali. Makanya kita luncurkan tepat pada tasyakkuran hari lahir Ki Hajar Dewantara dan di makam beliau dengan harapan bisa bisa benar-benar bercahaya mewarnai Program  Merdeka Belajar yang diusung pemerintah. Mohon doa restu semoga sukses atas ridho Allah,” katanya.

Meski demikian, metode ini sudah cukup teruji dan berhasil sehingga organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia ini pernah mendapatkan penghargaan Kapolri atas suksesnya melaksanakan Binlat Karakter bangsa pendidikan Pancasila dan cinta tanah air Indonesia untuk Banoken Pra Bintara Polri.*