Regional

Ate Susanto Kepala UPT Dinas Pariwisata Cangkuang Ingin Dongkrak PAD dan Tingkatkan Roda Ekonomi dari Objek Wisata Cangkuang

Garut.Swara Jabbar Com.-Biarpun Ate Susanto hingga hari ini baru bertugas kurang lebih sudah tiga bulan sepuluh hari menjabat sebagai Kepala UPT Dinas Pariwisata Candi Cangkuang, namun Ia senantiasa bermusyawarah dengan rekan-rekan kerjanya dalam rangka merumuskan keinginannya untuk lebih menumbuh kembangkan destinasi wisata Cangkuang demi mendongkrak peningkatan Pendapatan Asli Daearah(PAD) serta perputaran roda ekonomi yang seiring visi pemerintah dengan endingnya rakyat jadi sejahtera.

“Berdasarkan SK penugasan secara definitif sejak 28 Desember 2023, kemudian serah terima jabatan dengan kepala yang lama pada 10 Januari 2023, jadi sampai hari ini, saya bertugas kurang lebih sudah tiga bulan sepuluh hari menjabat di Kepala UPT Dinas Pariwisata Candi Cangkuang,” kata Ate Susanto Kepala UPT Dinas Pariwisata Cangkuang.

Pengalamannya sebelum ditugaskan ke UPT Dinas Pariwisata Candi Cangkuang, terlebih dulu ia pernah bertugas, diantaranya di Disparbud Kabupaten Garut, dan di tempat wisata di Wilayah Garut Selatan selama 2 tahun.

Ia mengaku, untuk lebih nenumbuh kembangkan tempat wisata Cangkuang, kebijakannya sampai saat ini masih menggunakan kebijakan Kepala UPT Lama yang dipandang baik, walaupun ada perubahan kebijakan, tapi tidak signifikan.

“Memang ada perbedaan ketika mengelola tempat wisata di Garut Selatan, dan di tempat wisata

 Candi Cangkuang, kalau di Garut Selatan objek wisatanya itu terbuka 24 jam. Terbuka dalam pengertian tidak ada sebuah stigma yang menghalanginnya dalam konteks budaya, sehingga kencenderungannya lebih bersukaria, dari sayanghelang, Santolo, sampai Rancabuaya,” bebernya.

Sedangkan kalau di Situ Cangkuang, sambungnya, lebih kepada destinasi wisata yang berbasis spritual. “Saya berharap ketika para wisatawan berkunjung ke destinasi wisata banyak menerima ilmu di sini, karena ada kajian budaya, kajian adat, serta kajian spritual yang berhubungan dengan agama. Tapi itu tergantung kepada wisatawannya,” harap Susanto.

Adapun langkah-langkah untuk memajukan wisata Situ Cangkuang, “Saya sering rapat dengan rekan-rekan. Pertama, Saya ingin di rumah air itu ada rehab bangunan yang hari ini kelihatan kurang terpelihara dengan baik, dan saya sudah sampaikan kepada pimpinan Disbudpar Garut, untuk melakukan rehabilitasi, atau termasuk ke dalam pembaharuan bangunan-bangunan bagian luar di objek wisata wisata situ Cangkuang,” ungkapnya.

Kedua, sambungnya, di sini ke depan harus ada kolam pemancingan ikan.

Berikutnya, imbuh Susanto, kami ingin di tempat wisata ini ada resto malam, sehingga ojek wisata situ Cangkuang ini beroperasi 24 jam. Tujuannya untuk apa? Tujuannya, di samping untuk peningkatan pendapatan asli daearah, juga untuk perputaran ekonomi sebagaimana yang disebutkan dalam visi pemerintah daerah, adalah mensejahterakan masyarakat. Yang mana endingnya adalah masyarakat jadi sejahtera. Maka dari itu pemerintah wajib membuka akses-akses parawisata, diantaranya tadi destinasi wisata yang harus dibangun.

Selain itu, ujarnya, kalau di selatan objek wisatanya adalah laut, sehingga 24 jam itu para wisatawan berkunjungnya kebanyakan malam hari. Di objek wisata tersebut ada rumah singgah. Karena banyak yang nginap. Sehingga, kami juga ingin membangun rumah-rumah singgah pas penyangga di belakang situ Cangkuang.

“Jadi sudah ada beberapa langkah-langkah yang sudah dirapatkan bersama rekan-rekan, Langkah-langkah tersebut sudah saya sampaikan ke dinas. Mudah-mudahan, ucapnya, Dinas meresponnya,” akunya.

Selain itu, “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Pj Bupati Garut yang sudah tiga kali berkunjung ke Cangkuang untuk mereview (bagaimana destinasi Cangkuang yang dikelola oleh Pemda itu benar-benar bisa bersaing dengan destinasi wisata yang dikelola oleh swasta). Karena kalau tidak kompetitif, jelas kita bakal ketinggalan. Patokannya tetap kepada sapta pesona,” imbuhnya.(M.Suparman)