Pengendalian Emosi Pada Anak Muda
Bandung.Swara Jabbar Com,-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Kawan saya mengirimi saya foto dari harian Kompas Senin 22 Juli 2024 di halaman depan judulnya, Cepat Emosi, Anak Muda Gampang Membunuh, dalam tulisan tersebut menuliskan Tim Jurnalisme data Kompas menemukan fakta, sebagian besar atau 38,7 persen kasus pembunuhan dipicu karena alasan sepele.
Temuan yang dipublikasikan di Harian Kompas Senin (22/7/2023) ini merupakan hasil analisis dari 1.113 berkas perkara pengadilan tingkat pertama kasus pembunuhan yang diputus selama 2022-2024, yang diakses dari situs Direktori Putusan Mahkamah Agung yang melibatkan 1.349 pelaku dengan 1.013 korban.
Dari alasan sepele yang membuat pelaku naik darah itu, juga melibatkan minuman keras beralkohol. Terbukti, dari 392 kasus pembunuhan, sebanyak 48 persen atau 164 orang menjadi korban pembunuhan berbau alkohol. “Tim Jurnalisme Data Kompas juga mengungkapkan bahwa 65 persen pelaku pembunuhan adalah anak-anak muda dalam rentang usia 19-35 tahun. Dengan kata lain, bila dirata-ratakan dalam 10 jam, ada satu orang mati terbunuh di Indonesia. Mereka mati di tangan anak muda yang mudah tersulut emosi.
Seramnya akibat emosi berakibat fatal bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dan pelaku pembunuhnya adalah anak muda usia 19-35 persen dalam kasus pembunuhan yang diputus oleh Pengadilan selama 2022–2024 melibatkan 1349 pelaku dengan 1013 korban, 392 kasus, yaitu 164 orang menjadi korban Pembunuhan berbau Alkohol.
Dari temuan data kasus diatas bahwa anak dididik bukan hanya secara IQ Intelektual Quotient tetapi anak juga harus dididik Emotional Quotien artinya Kecerdasan Emosi yaitu kemampuan seseorang untuk dapat mengukur dan mengontrol emosi nya.
Ada sebuah pepatah berkata Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya. Karena Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
Emotional Quotient dapat diajarkan dan dilatih sejak dini, sejak di dalam kandungan seorang ibu ketika hamil, Dikutip dari International Forum for Wellbeing in Pregnancy, salah satu manfaat mendengarkan musik saat hamil adalah mengurangi tingkat stres yang dirasakan ibu. Rasa stres dan cemas sudah terbukti mempunyai efek buruk pada kesehatan ibu dan perkembangan janin. Perasaan ini kerap muncul mendekati waktu persalinan,
Mendengarkan musik saat hamil bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi dalam kandungan. Dan ketika sudah lahir seorang bayi yang baru lahir -5 tahun ketika didengarkan musik yang slow lembut maka ketika dewasa memiliki ketenangan jiwa dan kematangan jiwa. Dan ketika masih SD seorang anak yang diajarkan untuk mengikuti kegiatan seni memiliki Emotional Quotient yang baik.
Seperti pepatah berkata Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.