Ragam

Sosialisasi Penting Bagi Masyarakat, Keberadaan Nuklir

Bandung.Swara Jabbar Com.-Banyak masyarakat yang belum bahkan kurang memahami manfaat nuklir. Selain minim literasi, juga kurangnya sosialisasi tentang nuklir.
‘Kamipun (jurnalis) juga tidak tahu, karena selama ini memang akses untuk kesana (nuklir) juga sangat terbatas. Karena itu, sebaiknya BAPETEN bisa mensosialisasikan potensi-potensi yang ada di nuklir, karena memang selama ini sangat kurang,’ papar Satria Graha, Pemred PR, saat diskusi ‘Peran Media Dalam Mempublikasikan Pengawasan Nuklir’ yang digelar Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) di salah satu cafe, Ciburial Bandung, Rabu 30 November 2022.

Karena itu, Satria berharap, ada semacam sosialisasi dari BAPETEN, apa saja manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat dari energi nuklir.

‘Ya, sebaiknya ada edukasi yang ringan-ringan saja dulu, misalnya apakah energi nuklir ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, misalnya bagaimana memproduksi sebuah produk makanan, atau untuk tanaman, apakah bisa dilakukan dengan energi terbarukan itu, menurut saya itu yang dibutuhkan media saat ini,’ ucap Satria.

Koordinator Komunikasi Publik BAPETEN Abdul Qohhar Teguh Prasetyo menjelaskan,  dari sisi nuklir, potensinya tidak terbatas.‘Perkembangan teknologi saat ini, terus berkembang. Kalau dulu, yang namanya PLTN atau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, itu langsung besar, ada yang 1000MW, kalau PLTU kan hanya 50 atau 60 MW. Nah, sekarang, teknologi yang baru memang dikembangkan dengan modular-modular, jadi kecil kecil,’ ungkap Abdul Qohhar.

Sementara dari sisi potensi, Indonesia yang terdiri dari banyak gunung, namun berbicara dimana bisa dibangun, sebenarnya dari sisi teknologi, PLTN itu bisa dibangun dimana saja.

‘Yang menjadi masalah adalah efektivitas cost nya, kalau itu dibangun di daerah yang banyak gempa, berarti itu kan si PLTN harus didesain untuk bisa tahan gempa. Kalau terjadi gempa besar misalnya, nah itu kan teknologinya harus mahal, nah apakah ini efisien atau tidak,’ ucapnya.

Mengenai dampak gempa Cianjur, pihaknya belum menerima laporan terkait kerusakan alat-alat kesehatan ataupun industri di rumah sakit yang menggunakan teknologi nuklir.

Teknologi nuklir yang diterapkan pada bidang kesehatan, katanya, kebanyakan berupa fasilitas radiologi atau pesawat rontgent.

“Kami koordinasi ke Dinas Kesehatan setempat karena mereka yang punya datanya, tapi kami belum bisa memastikan apakah ada fasilitas yang terdampak atau tidak,” katanya.

Ia mengatakan masyarakat tidak usah khawatir dengan potensi kerusakan akibat gempa terhadap perangkat berteknologi nuklir di daerah.

Sebab, jika gempa terjadi, otomatis perangkat seperti pesawat rontgent tidak akan aktif.

“Pesawat rontgen ini peralatan yang bisa mengeluarkan radiasi kalau ada listrik.” pungkasnya.(*)