Regional

Komjen Dharma Pongrekun Doa Bersama bangsa Negara dan dialog Kebangsaan di Rumah Masa Kecil Presiden Soekarno

Kediri.Swara Jabbar Com.-Barongan Kediri dan tari gambyong menjadi pelengkap pemyambutan mantan Wakil Ketua Badan Siber Sandi Negara Komjenpol Dharma Pongrekun dalam acara napak tilas, Doa Bersama bangsa Negara dan dialog Kebangsaan di Rumah Masa Kecil Presiden Soekarno Desa Pojok Kec. Wates Kab. Kediri Minggu, 12 Maret 2023 berjalan penuh hikmat.

Jendral bintang tiga itu tampak menyimak penjelasan guide sambil berjalan menelusuri area pelitasan kawasan Situs Ndalem Pojok. Selian itu dia juga mengaku terpukau dengan pembacaan Sumpah Jatidiri Bangsa, penjelasan frasa 17 Agustus Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan 18 Agustus berdirinya Republik Indonesia yang disampaikan dalam rangkain kegiatan ini.

“Sumpah jati diri bangsa yang kita baca tadi sungguh bagus sekali, kita memang harus berani bersumpah dan melaksanakan sumpah itu,” kata Komjelpol Pongrekun disela-sela memberikan pesan-pesan kebangsaan

Saya juga baru tahu setelah dijelaskan tadi mengenahi 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan 18 Agustus 1945 berdirinya negara. Termasuk lagu Indonesia Raya tiga stanza ini harus disebarkan,” tambahnya dihadapan para peserta yang hadir dari berbagai komunitas, tokoh lintas agama dan budayawan ini.

Penjelesan mengenahi frasa 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan 18 Agustus 1945 berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia disampaikan dalam rangkaian keliling area napak tilas rumah masa kecil Soekarno. Saat menjelaskan hal itu, guide yang pandu oleh Lukito Sudiarto sekaligus menunjukkan benner besar salinan akte kemerdekaan bangsa Indonesia yakni Teks Proklamasi 17 Agustus 1945 dan juga salinan keputusan PPKI yakni penandatanganan pengesahan berdirinya Negara Republik Indonesia tertanggal 18 Agustus 1945.

“Dua dokumen itu kita cetak benner ukuran besar kita tunjukkan kepada beliau Pak Jendral sebagai bukti akte kemerdekaan bangsa dan akte berdirinya negara. Jadi ada dua dukomen, ada dua peristiwa besar yang berbeda. Kemerdekaan bangsa tanggal 17 Agustus 1945 dan berdirinya NKRI 18 Agustus 1945. Dua peristiwa yang harus kita syukuri,” tegas Lukito yang juga Ketua DPC PCTA Indonesia usai acara.

Sementara itu keluarga Ndalem Pojok mengaku sangat bersyukur atas kunjungan shillaturohmi dan napak tilas ini.

Sesuai agenda rombongan diajak melihat taman Soekarno” tempat Soekarno kecil bermain dan jatuh hingga luka dikeningnya yang kemudian membuat Soekarno jika mengenakan songkok miring. Melihat Pohon Soekarno yang masih tegak berdiri meski pohon tersebut sudah mati dan kini dijadikan monumen. Arti penting Pohon Soekarno ini adalah pohon yang telah mempersatukan cinta dua pasang anak manusia keturunan Bali dan Kediri. Hingga lahirlah bayi Koesno -Soekarno keturunan Bali dan Kediri.

Juga melihat Kamar Koesno yakni tempat pergantian nama Koesno menjadi Soekarno, melihat Kamar Muda Soekarno hingga menunjau Kamar Khusus Presiden Soekarno. Saat Soekarno mengadakan kunjungan resmi kepresidenan di Ndalem Pojok pada awal tahun 1946.

“Alhamdulillah kami merasa bersyukur, walau informasi kunjungan ini mendadak tapi teman dari berbagai komunitas banyak yang membantu, hadir, berdoa dan mendengarkan kuliah umum kebangsaan dari Pak Dharma yang bagus dan menggugah rasa cinta tanah air ini,” ujar Kushartono Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri.

Beberapa tokoh pemuda dan komunitas yang hadir ada dari Madiun, Jember, Lumajang, Jombang, Surabaya, Magetan, Malang, Blitar, Kediri dan sekitarnya.

“Lumayan banyak yang hadir ada dari pegiat seni budaya dari Pamenang, Ahlul Bait Indonesia, Organisasi Shiddiqiyyah Indonesia, JKPHS Kediri, Pasak Kediri, Sanggar Kedirian, Opshid FKYME, dan yang terbanyak tokoh lintas agama, beberapa anggota kepolisian dan para pengurus Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia dan lain-lain,” ujar Sikan Abdillah Ketua Panitia Kecil penyambutan tamu ini

“Semoga acara bermanfaat dan bisa terus berlanjut untuk mengembangkan lebih luas lagi rasa cinta tanah air dan cinta NKRI. Kami mohon maaf atas segala kekurannya,” pungkas Sikan.***