Sejarah Nasi Jamblang Kab Cirebon dan Swieke Jamblang
Cirebon.Swara Jabbar Com.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Ada pepatah 热爱自然和生物,因为它能为生活带来益处
Rè’ài zìrán hé shēngwù, yīnwèi tā néng wéi shēnghuó dài lái yìchu artinya cintai alam dan mahluk hidup karena memberikan manfaat dalam kehidupan
Kecamatan Jamblang Kab Cirebon terkenal bukan hanya nasi Jamblang tetapi terkenal juga sebagai penghasil walet terbaik dan terbesar di Wilayah III Cirebon. Rumah rumah tua tahun 1960-1990an dijadikan sarang burung walet
Kecamatan Jamblang di Kabupaten Cirebon terdiri dari 8 Desa.
Desa Jamblang berawal dari kisah Babah Liong Chong An berdagang di bawah Pohon Jamblang (Dawet). Dagangannya ramai, dari situ dinamakan Jamblang menjadi ramai perdagangannya. Anaknya Liong Chong An bernama Liong Sie Tin menikah dengan Raden Banjar Pantoman muridnya Sunan Gunung Jati. Ketika membangun Kelenteng Jamblang, masyarakat Tionghoa Jamblang meminta kayu jati dari Sunan Gunung Jati saat itu membangun mesjid Agung Sang Cipta Rasa, Sunan Gunung Jati mengijinkan salah satu kayunya untuk membangun Kelenteng di Jamblang
Seperti Kita ketahui juga sejarah Nasi Jamblang berawal di tahun 1847 dari adanya pembuatan Jalan Anyer Panarukan yang melewati Jamblang dan adanya pembangunan spirtus dan pabrik gula, membuat Tan Piauw Lun bersama suaminya H Abdul Latif membuat nasi berisi berbagai macam jenis lauk pauk masakan yang dibungkus daun jati, dibagikan gratis kepada para pekerja. Nasi dan berbagai jenis lauk pauk yang dibuat Tan Piauw Lun ini karena enak akhirnya dinamakan nasi Jamblang itulah sejarah nasi Jamblang yang menyediakan aneka masakan dibungkus daun jati.
Burung walet banyak memberikan manfaat dan keuntungan finansial bagi manusia. Burung Walet membuat sarang dari air liurnya, kisaran waktu 8 minggu kurang lebihnya. Biasanya burung wallet akan membuat sarang di tempat yang jauh dari keramaian ataupun terang, misalnya seperti di langit-langit goa, atap rumah besar kosong, dan/atau di atas gedung yang tinggi.
Sepasang Burung wallet tidak akan tinggal bersama sebelum sang jantan membuatkan sarangnya.
Tahun 1960-tahun 1990 Daerah Jamblang Penghasil Sarang Burung Walet terbesar, Rumah Rumah kuno milik orang Tionghoa umumnya menjadi tempat pembudidayaan sarang burung walet di sana. Para Pengusaha Tionghoa Cirebon tahun 1960-1990 berlomba lomba membeli rumah kuno yang sudah ada Sarang burung waletnya di Jamblang Kab Cirebon. Harga satu rumah bisa 10 kali lipat dari harga NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) misalkan harga Rumah berdasarkan NJOP 1 juta bisa dijual 10 Juta tergantung banyak tidak sarang burung walet disana.
Tahun 1960-1985 harga Sarang Burung Walet yang bagus tidak ada bulu Walet sampai mencapai 40 Juta perkilo gram, di ekspor ke Hongkong, Taiwan, dan Beijing China. Sarang burung walet memiliki daya nilai jual tinggi karena di percaya mengobati berbagai macam penyakit. Burung walet memiliki ciri fisik sayap meruncing, berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya berwarna cokelat. Mampu terbang di tempat gelap dengan bantuan ekolokasi
Pada tahun 1960-1990 banyak orang menjadi Orang Kaya Baru ketika rumahnya ada sarang burung walet.
Tetapi ketika ada pabrik semen di Palimanan membuat bisnis sarang burung walet hancur karena burung Walet tidak suka suhu yang panas. Pabrik semen menghasilkan udara Panas membuat sarang burung walet tidak mau bersarang, karena burung walet suka dengan udara yang lembab biasanya mereka suka bersarang di rumah yang dekat dengan sungai dan sawah.
Karena Jamblang menghasilkan sarang walet terbaik oleh sebab itu di Jamblang Kab Cirebon tahun 1960-1990 menjadi kawasan perdagangan yang ramai banyak toko di sana
Jamblang Kab Cirebon juga terkenal dengan emas Jamblang di tahun 1960-1996. Emas Jamblang yaitu emas berkadar 18-22 karat.
Jamblang Kab Cirebon juga terkenal dengan masakan Swieke yang enak. Swieke yaitu katak dimasak dengan tauco.
Jika rumah kita menjadi tempat sarang burung walet bagaikan mendapat tambang emas. Karena tahun 1960-1986 harga jual sarang burung walet mahal bisa mencapai 40 juta perkilo.
Ada mitos yang beredar seputar pembudidayaan sarang burung walet, yang menjadi syarat jika mau berhasil dalam membudi dayakan sarang burung walet, konon katanya Burung Walet selain suka tempat yang lembab dan tinggi, Burung Walet akan bersarang di rumah orang yang suka beramal dan berbagi, jika pemilik rumah tersebut tidak beramal, maka burung walet itu akan pergi meninggalkan rumah itu, dan jika tidak beramal maka keturunan dari pemilik rumah akan ada yang cacat idiot, tetapi sampai saat ini belum tahu kebenarannya.